Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu bahwa
hati 2 ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah kepada-Mu,
bertemu untuk taat kepada-Mu …
maka kuatkanlah ikatanya, abadikan cintanya, Aamiin,
Special Untukmu Dik _________________ Di Bumi Allah yang indah ^____^
maka kuatkanlah ikatanya, abadikan cintanya, Aamiin,
Special Untukmu Dik _________________ Di Bumi Allah yang indah ^____^
Saudaraku
yang kucintai karena Allah, aku ingin berkisah bahwa syukur dan sabar itu
ibarat dua koin yang tidak dapat dipisahkan.
Disarikan dalam sebuah Hadist Qudsi, Apapun yang menimpa seorang muslim
adalah kebaikan, jika ia memperoleh nikmat maka ia bersyukur, begitupun jika ia
memperoleh musibah maka ia bersabar. Begitulah sahabatku Syukur dan Sabar
keduanya merupakan kebaikan.
Ayat-ayat
Cinta Allah dalam (QS Ibrahim : 34) ”Dan
jika kamu menghitung nikmat
Allah, niscaya tidaklah
dapat kamu menghitungnya”
Karena itu, tepatlah jika Allah SWT,
mewajibkan kepada setiap individu manusia
untuk bersyukur kepada-Nya, Allah berfirman :
”Karena itu
ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya
Aku ingat pula kepada-Mu dan bersyukurlah kepada-Ku,
dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (QS. Al- Baqarah :152).
Adapun cara mensyukuri nikmat Allah
SWT secara umum, ialah dengan menggunakan
segala nikmat Allah. Untuk hal-hal yang diridhoi-Nya, yakni untuk melakukan
usaha-usaha agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia yang fana dan akhirat yang baqa kelak.
Seorang pegawai memperoleh anugrah
Allah berupa kesehatan, kemampuan, dan
kesempatan dianggap telah
mensyukuri nikmat Allah
apabila dia bersungguh-sungguh dan
niat ikhlas untuk
beribadah kepada Allah,
disiplin dalam beribadah
dan beramal saleh, membiasakan
diri dengan akhlak yang terpuji dan senantiasa memelihara diri untuk tidak
melakukan perbuatan-perbuatan
dosa, pegawai yang mensyukuri nikmat Allah SWT dengan cara seperti
tersebut, sudah tentu akan memperoleh banyak hikmah antara lain
naik pangkat yang
sesuai dengan ketentuan
dan jadwal yang
ditentukan, akan
bertambah-tambah rizkinya dan
disenangi oleh rekan-rekan
kerja.
Dalam hal ini Allah SWT menegaskan dalam firmannya : Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan-Mu memaklumkan : ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu ingkar maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim : 7)
Dalam hal ini Allah SWT menegaskan dalam firmannya : Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan-Mu memaklumkan : ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu ingkar maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim : 7)
Sahabat kuceritakan
kepadamu tentang kisah Rasulullah: Pintu Syurga terbuka seluas-luasnya untuk Nabi. Namun
beliau masih tetap berdiri di sepinya malam, terus-menerus beribadah hingga
pernah beliau terjatuh lantaran kakinya bengkak-bengkak. Fisiknya sudah tidak
mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi. Bila ditanya oleh ‘Aisyah, ‘Ya
Rasulullah, bukankah engaku telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah
payah begini?’ Jawab baginda dengan lembut, ‘Ya ‘Aisyah, bukankah aku ini
hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang
bersyukur.’
Lalu inilah salah satu
kisah bahwa Rasulullah begitu mencintai umatnya:
Pada
suatu ketika Nabi saw menjadi imam shalat. Dilihat oleh para sahabat,
pergerakan Nabi antara satu rukun ke rukun yang lain agak melambat dan terlihat
sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi gemeretak seakan sendi-sendi di tubuh
Nabi mulia itu bergeser antara satu dengan yang lain. Lalu Umar ra tidak
tahan melihat keadaan Nabi yang seperti itu langsung bertanya setelah shalat.
‘Ya
Rasulullah, kami melihat sepertinya engkau menanggung penderitaan yang amat
berat. Sakitkah engkau ya Rasulullah?”
“Tidak,
ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat wal ‘afiat.”
“Ya
Rasulullah.. .mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuh, kami mendengar
suara gemeretak pada sendi-sendi tulangmu? Kami yakin engkau sedang sakit…”
desak Umar penuh cemas.
Akhirnya
Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut
beliau yang kempis, kelihatan dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil,
untuk menahan rasa lapar beliau. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi
gemeretak setiap kali bergeraknya tubuh beliau.
“Ya
Rasulullah! Apakah saat engkau menyatakan lapar dan tidak punya makanan,
kemudian kami tidak akan mengusahakannya buat engkau?’
Lalu
Nabi saw menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan
engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH
nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?’ ‘Biarlah
kelaparan ini
sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca artikel dan berkenan memberi komentar ^_^