Ahlan Wa Sahlan

Ahlan Wa Sahlan

Kamis, 23 Mei 2013

Surat Cinta untuk Binaan nan Sholihah :)



Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati 2 ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu …
maka kuatkanlah ikatanya, abadikan cintanya, Aamiin,

Special Untukmu Dik _________________ Di Bumi Allah yang indah ^____^

Saudaraku yang kucintai karena Allah, aku ingin berkisah bahwa syukur dan sabar itu ibarat dua koin yang tidak dapat dipisahkan.  Disarikan dalam sebuah Hadist Qudsi, Apapun yang menimpa seorang muslim adalah kebaikan, jika ia memperoleh nikmat maka ia bersyukur, begitupun jika ia memperoleh musibah maka ia bersabar. Begitulah sahabatku Syukur dan Sabar keduanya merupakan kebaikan.
Ayat-ayat Cinta Allah dalam (QS Ibrahim : 34) ”Dan     jika   kamu    menghitung      nikmat    Allah,   niscaya    tidaklah    dapat    kamu menghitungnya”
          Karena itu, tepatlah jika Allah SWT, mewajibkan kepada setiap individu manusia  untuk bersyukur kepada-Nya, Allah berfirman :
”Karena   itu   ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya   Aku   ingat   pula kepada-Mu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (QS.   Al- Baqarah :152).
          Adapun cara mensyukuri nikmat Allah SWT secara umum, ialah  dengan menggunakan segala nikmat Allah. Untuk hal-hal yang diridhoi-Nya, yakni untuk melakukan usaha-usaha agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia   yang fana dan akhirat yang baqa kelak.
          Seorang pegawai memperoleh anugrah Allah berupa kesehatan, kemampuan, dan  kesempatan   dianggap   telah   mensyukuri   nikmat   Allah   apabila   dia   bersungguh-sungguh  dan   niat   ikhlas   untuk   beribadah   kepada   Allah,   disiplin  dalam   beribadah   dan   beramal saleh, membiasakan diri dengan akhlak yang terpuji dan senantiasa memelihara diri untuk  tidak    melakukan     perbuatan-perbuatan dosa,   pegawai yang   mensyukuri      nikmat Allah SWT dengan cara seperti tersebut, sudah tentu akan memperoleh banyak hikmah antara  lain   naik   pangkat    yang   sesuai   dengan    ketentuan    dan   jadwal   yang    ditentukan,   akan bertambah-tambah   rizkinya   dan   disenangi   oleh   rekan-rekan   kerja. 

Dalam   hal   ini   Allah SWT menegaskan dalam firmannya :  Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan-Mu memaklumkan : ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu ingkar maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim : 7)
Sahabat kuceritakan kepadamu tentang kisah Rasulullah: Pintu Syurga terbuka seluas-luasnya untuk Nabi. Namun beliau masih tetap berdiri di sepinya malam, terus-menerus beribadah hingga pernah beliau terjatuh lantaran kakinya bengkak-bengkak. Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi. Bila ditanya oleh ‘Aisyah, ‘Ya Rasulullah, bukankah engaku telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?’ Jawab baginda dengan lembut, ‘Ya ‘Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.’
Lalu inilah salah satu kisah bahwa Rasulullah begitu mencintai umatnya:
Pada suatu ketika Nabi saw menjadi imam shalat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan Nabi antara satu rukun ke rukun yang lain agak melambat dan terlihat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi gemeretak seakan sendi-sendi di tubuh Nabi mulia itu bergeser antara satu dengan yang lain. Lalu Umar ra  tidak tahan melihat keadaan Nabi yang seperti itu langsung bertanya setelah shalat.
‘Ya Rasulullah, kami melihat sepertinya engkau menanggung penderitaan yang amat berat. Sakitkah engkau ya Rasulullah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat wal ‘afiat.”
“Ya Rasulullah.. .mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuh, kami mendengar suara gemeretak pada sendi-sendi tulangmu? Kami yakin engkau sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut beliau yang kempis, kelihatan dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil, untuk menahan rasa lapar beliau. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi gemeretak setiap kali bergeraknya tubuh beliau.
“Ya Rasulullah! Apakah saat engkau menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kemudian kami tidak akan mengusahakannya buat engkau?’
Lalu Nabi saw menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?’ ‘Biarlah kelaparan ini
sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca artikel dan berkenan memberi komentar ^_^